Wednesday, September 2, 2015

India

Patung Budha Gautama
Patung Budha Gautama
Pada masa itu, ajaran yang berkembang di India adalah Brahmana. Ajaran ini meminta pemeluknya menyembah berbagai bentuk kekuatan pengatur alam semesta yang telah dijelmakan dalam bentuk patung. Mereka yakin, kekuatan-kekuatan tersebut dapat masuk ke dalam patung yang mereka buat sehingga mereka pun menyembahnya. Pada mulanya, tuhan yang mereka sembah teramat banyak. Namun, kian lama semakin berkurang karena mereka banyak melakukan perubahan terhadap ajaran Brahmana. Hingga akhirnya mereka hanya memiliki tiga tuhan: Brahma, Siwa, dan Wisnu. (al-Diyanat al-Qadimah). 
Dalam perkembangannya, muncul ajaran Buddha menggantikan Brahmana. Seiring perjalanan waktu, kedua ajaran tersebut akhirnya sulit dibedakan karena telah melebur menjadi satu. Mulai sejak itu, beragam kepercayaan atau agarna penyembahan berhala bermunculan di India. Tuhan sesembahan mereka terdiri atas beragam jenis. Mulai dan tokoh sejarah atau pahlawan, gunung, barang perhiasan, sungai, alat perang, hingga binatang. 
India juga memiliki peraturan yang keras dan tak berperikemanusiaan yang tidak pernah ditemukan dalam sejarah peradaban manusia. Peraturan itu disusun dalam undang-undang “Monosaster”. Strata sosial manusia dibagi menjadi empat tingkatan (kasta). Strata.semacam mi berkembang sesuai ajaran Hindu. 
Tingkatan paling tinggi adalah Brahmana yang terdiri atas para pendeta dan agamawan. Mereka ini mendapatkan fasilitas yang sangat istimewa. Selanjutnya ada Kesatria, terdiri atas panglima perang. Lalu ada Waisya, yaitu para petani dan pedagang. Yang paling rendah adalah Shudra, terdiri atas para pembantu atau orang-orang yang mengabdi kepada tiga kelompok sebelumnya. Kelompok Shudra tidak mendapatkan apa pun, kecuali perlakuan hina dan kesewenang-wenangan. 
Derajat wanita di India tidak ada harganya. Seorang suami boleh memberikan istrinya ketika dia kalah dalam bermain judi. 
Seorang wanita ketika ditinggal mati suaminya, langsung berubah status menjadi budak bagi keluarga suami. Dia harus melayani keperluan apa pun. Jika dia tidak mau menjadi budak, diperbolehkan membakar diri demi menghindari kotornya dunia dan pahitnya kehidupan.