Tempat tinggal kaum Tsamud |
Cikal bakal penduduk Jazirah Arab bermula dari diturunkannya nabi Adam alayhisalam dan Hawa ke dunia dari surga oleh Allah swt. Keduanya kemudian melahirkan keturunan. Allah lalu mengutus nabi Nuh untuk memperbaiki akidah manusia. Nabi Nuh mengajak kaumnya untuk menyembah Allah semata, tetapi tak digubris hingga akhirnya Allah mendatangkan banjir besar. Nabi Nuh dan orang - orang beriman saja yang selamat karena telah naik perahu. Mereka terbawa arus air yang dahsyat hingga membuat perahu mereka terdampar di Gunung Al Judi, sebelah timur Turki saat ini. Mereka menetap dan berkembang biak di sana.
Yafits, Sam, dan Ham adalah anak - anak nabi Nuh alayhisalam. Para ahli sejarah banyak yang sepakat bahwa seluruh umat manusia yang ada setelah nabi Nuh alayhisalam merupakan keturunan dari ketiga anak beliau, bukan berasal dari pengikut nabi Nuh alayhisalam.
Allah berfirman, Dan Kami jadikan anak cucunya orang - orang yang melanjutkan keturunan. Dan kami abadikan untuk Nuh (pujian) di kalangan orang - orang yang datang kemudian. Kesejahteraan (Kami limpahkan) atas Nuh di seluruh alam. Sungguh, demikianlah Kami memberikan balasan kepada orang - orang yang berbuat baik." (QS. Ash Shaffat (37); 77-80).
Yafits, anak pertama nabi Nuh, bergerak ke timur bersama keturunannya. Di antara mereka ada juga yang pergi ke barat. Sam, anak kedua nabi Nuh, menuju ke daerah Mesopotamia ( kini Iraq ), tempat tinggal mereka pertama kali. Sam dan keturunannya menetap di sana dan dikenal sebagai kaum Sumeria. Di saat yang sama, di antara mereka ada yang menyebar di berbagai wilayah Jazirah Arab, antara lain kaum Tsamud, Judais, Amaliq, dan Ad. Nama Al Arabiyah berawal dari sini yang kemudian disebut sebagai negara - negara Arab.
Sementara itu, Ham --anak bungsu nabi Nuh-- menuju ke selatan Mesopotamia bersama anak cucunya. Sebagian di antara mereka juga ada yang pergi ke tenggara menuju India dan barat daya. Mereka menyebrangi Selat Babul Mandub menuju Afrika, dan dari tempat tersebut bergerak ke arah utara dan tempat lainnya.
Ditilik dari silsilah keturunan dan cikal bakalnya, para sejarawan membagi bangsa Arab menjadi tiga bagian :
- Arab Ba'idah, yaitu kaum Arab terdahulu yang sejarahnya tidak bisa dilacak secara rinci dan kompler, seperti Ad, Tsamud, Thasam, Judais, Amaliq, dan lainnya.
- Arab Aribah ( penduduk asli ), yaitu kaum - kaum Arab yang berasal dari keturunan Ya'rub bin Yasyjub bin Qahthan, atau disebut pula Arab Qahthaniyyah. Tempat tinggal asli mereka di Yaman, sebelah selatan Jazirah Arab. Kabilah yang terkenal : Jurhum dan Ya'rub. Dari Ya'rub berkembang ke beberapa kabilah dan anak suku hingga menjadi dua cabang besar : Kahlan dan Himyar.
- Arab Musta'ribah (pendatang), yaitu kaum Arab yang berasal dari keturunan Ismail yang disebut pula Arab Adnaniyah. Saat Jurhum dari bangsa Qathan datang ke Makkah, mereka lalu tinggal di sana bersama Ismail dan Hajar. Mereka kemudian menikah dan mempelajari bahasa Arab.
Arab Ba'idah
Para ahli sejarah kesulitan untuk menapaki jejak sejarah Arab Ba'idah karena tidak ada peninggalan yang dapat ditelusuri. Namun, kisah mereka banyak terdapat di dalam Al qur'an, yaitu kaum Ad, Tsamud, Madyan, dan A'ikah.
Kaum Ad bermukim di wilayah antara Rubu'Khali dan Hadramaut. Pada tahun 4.600 SM, Allah mengutus nabi Hud alayhisalam kepada mereka agar tidak lagi menyembah berhala. Kaum Ad memiliki tiga berhala yang menjadi tuhan mereka: Shuda', Shamud, dan Hiba. Namun, seruan nabi Hud alayhisalam agar menyembah Allah tak didengar mereka. Allah lalu menurunkan azab - Nya yang menyakitkan. Salah satunya dengan meniupkan angin yang sangat kencang. nabi Hud alayhisalam sendiri termasuk salah satu keturunan Sam bin Nuh.
Kaum Tsamud menetap di wilayah antara Madinah dan Tabuk. Persisnya di perbatasan sebelah utara Lembah Al Qura (al Hijr) yang saat ini dikenal dengan nama Madain Shalih. Allah mengutus nabi Shalih bin Ubaid bin Asif,yang merupakan keturunan Sam bin Nuh, kepada kaum Tsamud, seperti tertuang di dalam firman - Nya berikut.
Dan kepada Tsamud ( Kami utus saudara mereka, Shalih. (Qs. Hud (11):61)
Menurut ahli sejarah, nabi shalih alayhisalam diutus sekitar 4.400 SM untuk menyebarkan ajaran Allah. Beliau meminta kaumnya untuk tidak menyembah berhala. Namun, seruan nabi Shalih tidak dihiraukan. Mereka terus menyembah berhala sepanjang hidupnya hingga akhirnya Allah menurunkan adzab - Nya dengan gempa bumi yang dahsyat dan petir yang menyambar - nyambar.
Sementara itu, kaum MAdyan dan A'ikah bertempat tinggal di sebelah utara Hijaz, di wilayah antara Teluk 'Aqabah dan Tabuk.Rumah mereka dikenal dengan nama Maghayir (rumah gua) Syuaib. Allah mengutus nabi Syuaib alayhisalam kepada kaum Madyan dan A'ikah.
Dan kepada penduduk Madyan (Kami utus) saudara mereka, syu'aib. (QS. Hud(11):84)
Nabi Syu'aib diutus Allah sekitar 3.600 SM untuk mengajak kaum Madyan dan A'ikah meninggalkan berhala. Salah satu berhala yang mereka sembah adalah pohon besar a'ikah. Namun, ajakan nabi Syu'aib alayhisalam tak didengar kedua kaum tersebut. Mereka sama sekali menolak ajakan Syu'aib hingga allah mengadzab mereka dengan gempa bumi dan banjir bandang.
Tempat tinggal kaum Tsamud :
antara Madinah - Tabuk dan perbatasan sebelah utara Lembah Al Qura ( Al Hijr ). Kini dikenal dengan nama Mada in Saleh.
Tempat tinggal kaum Ad :
Terletak antara Rubu' al Khali dan Hadramaut. Ingatlah (Hud) saudara - saudara kaum Ad ketika dia mengingatkan kaumnya tentang bukit pasir.(QS. Al Ahqaf(46):21).
Tempat tinggal kaum Madyan dan A'ikah :
Di Maghayir (rumah gua) Syu'aib, wilayah yang luas di Teluk Aqabah hingga ke Tabuk di sebelah utara Hijaz.
Nabi kaum Tsamud : Shalih bin Ubaid bin Asif, juga termasuk keturunan Sam bin Nuh. Kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka, Shalih.(QS. Hud(11):61), diutus sekitar 4.400 SM. Sembahan mereka berhala. Adzab untuk mereka gempa bumi, suara yang sangat keras, siksa yang sangat dahsyat, penghancuran dan sambaran petir.
Nabi kaum Ad : Hud bin Abdullah bin Rabah bin Al Khalud, termasuk salah satu keturunan Sam bin Nuh. Kepada kaum Ad (Kami utus) saudara mereka.(QS. Hud(11):50) diutus sekitar 4.600 SM. Sembahan mereka berhala Shuda, Shamud, Hiba. Adzab untuk mereka siksa dan murka, siksa yang berat, suara yang sangat keras, kebinasaan dan angin kencang yang sangat dingin.
Nabi kaum Madyan dan A'ikah : Syu'aib bin Mikail bin Yasyjar bin Madyan bin Ibrahim Al Khalil. Kepada (penduduk) Madyan (Kami utus) saudara mereka, Syu'aib (QS. Hud(11):84) diutus sekitar 3.600 SM. Sembahan mereka pohon besar A'ikah dan berhala. Adzab untuk mereka suara yang sangat keras, gempa bumi, gumpalan awan yang gelap.
Arab 'Aribah
Yaman menjadi tempat kelahiran Arab 'aribah. Mereka adalah anak keturunan Qahthan yang nasab mereka berakhir pada Sam bin Nuh. Mereka terbagi dalam beberapa kabilah, dan ada dua yang terkenal :
- Himyar, terdiri atas beberapa suku terkenal, yaitu Zaid al Jumhur, Qudha'ah dan Sakasik. Ahli sejarah belum sepakat tentang asal keturunannya. Ada yang mengatakan Qudha'ah, ada juga diluar itu. Kabilah Himyar hijrah dari Yaman dan tinggal di pinggiran Iraq (Muhadharat Tarikhil Umam al Islamiyyah, al Khadri, Qalbu Jaziratil Arab).
- Kahlan, terdiri atas beberapa suku terkenal, yaitu Hamdan, Anmar, Wathi, Mudzhij, Kindah, Lakham, Judzam, Azdi, Aus, Khazraj dan anak keturunan Jafnah, raja Syam.
Banyak suku Kahlan yang kemudian pindah dari Yaman, menyebar ke berbagai penjuru Jazirah arab. Mereka terbagi kedalam empat golongan :
- Azdi, mereka pergi dari Yaman ke wilayah utara, dengan dikomandani oleh pemimpin mereka, Imran bin Amru Muzaiquba. Setelah cukup lama berjalan, mereka berpencar ke beberapa tempat. Tsa'labah bin Amru dari Azdi ke hijaz dan tinggal di daerah yang diapit Tsa'labiyah dan Dzu Qar. Di sini, mereka tinggal untuk beberapa kurun waktu. Setelah itu, mereka memutuskan untuk pindah. Daerah yang dituju adalah Yatsrib. Merasa cocok dengan kondisi Yatsrib, akhirnya mereka mengambil keputusan untuk menetap di yatsrib. Di antara keturunan Tsa;labah adalah suku Aus dan Khazraj. Di antara keturunan mereka ada yang bernama Haritsah bin Amru atau Khuza'ah dan ank keturunannya. Mereka pindah ke Hijaz dan kemudian memutuskan untuk menetap di Murrazh-Zhahran, tak jauh dari Makkah. Dalam perkembangannya, suku ini disegani di kalangan kabilah - kabilah di Hijaz hinggan akhirnya lambat laun berhasil menguasai Makkah. Sementara itu, putera Haritsah bin Tsa'labah lainnya, yaitu Imran bin Amr menetap di Oman bersama anak-anak dan keturunannya yang disebut Azdi Oman. Sedangkan, kabilah-kabilah Nash bin al Azdi menetap di Tihamah, yang disebut Azdi Syanu'ah. Jafnah bin Amr sempat singgah di Ghassan, Hijaz. Dia dijuluki "Bapak Raja-Raja Ghassan". Setelah beberapa lama menetap di sana, ia hijrah ke Syam dan tinggal di sana bersama keturunannya dalam waktu cukup lama.
- Lakham dan Judzam, Tokoh yang terkenal adalah Nashr bin Rabi'ah, pemimpin raja-raja al Mundzir di Hairah.
- Bani Tha'i, Dari Yaman mereka pergi ke utara dan singgah di antara dua gunung ; Aja dan Salma. Mereka lalu tinggal dua gunung itu. Kedua gunung tersebut dikenal dengan dua gunung Tha'i.
- Kindah, setelah hijrah dari Yaman, mereka sempat dua kali singgah, yaitu di Bahrain dan Hadramaut. Di kedua tempatitu, mereka tidak bertahan lama. Mereka kembali berkelana dan tiba di Najed. Di tempat inilah, orang-orang Kindah akhirnya menetap. Mereka membangun pemerintahan yang kuat, memiliki peradaban yang besar dan telah melakukan pertanian serta perdagangan. Namun kekuasaan dan peradaban itu cepat punah. Bangsa Arab Aribah sama sekali tidak meninggalkan jejak peradaban yang dapat dijadikan pelajaran dan sebagai bukti keberadaan mereka. Oleh karena itu, para ahli sejarah kesulitan untuk mengungkap lebih banyak fakta sejarah seputar bangsa ini.
Arab Musta'ribah ( Adnan )
Mesopotamia |
Kaum Arab Musta'ribah dikenal sebaga keturunan Adnan. Dan Adnan adalah keturunan Ibrahim dari Ismail. Adnan sendiri merupakan nenek moyang Rasulullah saw. Sebelum mengetahui silsilah Rasulullah saw. hingga ke Adnan, akan dijelaskan terlebih dahulu sejarah nenek moyang keduanya: nabi Ibrahim.
Nabi Ibrahim berasal dari Ar, wilayah di Mesopotamia (Iraq), di pinggir barat Sungai Furat, dekat Kuffah. Setelah sekian lama menetap di Mesopotamia, nabi Ibrahim hijrah ke Harran dan Palestina hingga ke Mesir. Dakwah nabi Ibrahim di Mesir dihalangi oleh raja Fir'aun. Di Mesir, semua raja disebut dengan Fir'aun.
Berbagai cara dilakukan Fir'aun untuk menghalangi dakwah, salah satunya dengan merancang sebuah tipu daya untuk Sarah, isteri nabi Ibrahim, tetapi Allah melindungi Sarah. Siasat busuk Fir'aun justeru berbalik menyerang dirinya. Peristiwa ini membuat Fir'aun menjdi tahu kedekatan Sarah dengan Allah. Karenanya, ia memberikan Hajar sebagai hadiah untuk Sarah.
Hajar kemudian menjadi pembantu Sarah. Dalam perjalanan sejarah, Sarah menawarkan kepada nabi Ibrahim untuk menjadkan Hajar sebagai isterinya, agar segera mendapatkan keturunan. Tawaran itu diterima dan akhirnya Hajar menjadi isteri nabi Ibrahim.
Setelah lama di Mesir, Ibrahim dan keluarganya kembali ke Palestina. Di sanalah Ismail lahir dari rahim Hajar. Sarah, isteri pertama Ibrahim, dilanda rasa cemburu sampai akhirnya meminta Ibrahim memisahkannya dengan Hajar dan Ismail yang masih kecil. Permintaan itu dituruti. Nabi Ibrahim akhirnya membawa Hajar dan Ismail ke Hijjaz dan meninggalkan keduanya di Makkah yang saat itu tandus dan gersang. Allah lalu menurunkan pertolongan-Nya dengan memberikan air zam-zam yan gmenjadi sumber kehidupan. Orang-orang pun berduyun-duyun mendatangi Makkah.
Kabilah dari Yaman datang ke Makkah, salah satunya Jurhum. Mereka menetap di Makkah setelah mendapat izin dari Hajar. Nabi Ibrahim sendiri bolak-balik Makkah-Palestina untuk mengunjungi keluarganya. Menurut paraahli sejarah, tercatat empat kali beliau melakukannya.
Salah satu kunjungannya yang bersejarah ialah pada pertemuan Ibrahim dan Ismail yang ketiga. Saat itu, keduanya telah lama tak bersua sehingga ketika berjumpa, keduanya hanyut dalam gelombang kasih sayang dan rindu yang tak terperi. Saat itu pula keduanya sepakat untuk membangun Ka'bah untuk menegakkan nilai-nilai ajaran Allah.
Suatu hari, beliau diperintahkan oleh Allah melalui mimpi untuk menyembelih Ismail. Perintah itu beliau jalankan dan Allah memintanya untuk mengganti Ismail dengan domba sebagai sembelijan. Ismail menginjak remaja. Ia bergaul dengan kabilah Jurhum dan belajar bahasa Arab dari mereka. Ismail kemudian menikah dengan wanita dari Jurhum saat Hajar, ibunya, telah tiada. Pernikahan Ismail dengan putri dari Mudhadh menghasilkan 12 anak laki-laki. Mereka adalah Nabit, Qaidar (Kedar), Adba'il (Adbeel), Mibsyam, Misyma', Duma', Misya', Hadad, Yatma, Yathur, Nafis dan Qaidaman.
Nabit memiliki keturunan bernama Adnan. Adnan merupakan nenek moyang Rasulullah saw. Hanya, karena suatu sebab, rangkaian silsilah antara Nabit dan Adnan terputus. Ahli sejarah menyebutkan, jumlah moyang antara Nabit ke Adnan sebanyak 6 orang. Meski begitu, keenam nenek moyang tersebut tak dapat terlacak sehingga Rasulullah saw. langsung menisbahkan garis keturunannya pada Adnan. Dan tentang keturunan Rasulullah saw. dari Adnan sampai Ismail, terdapat banyak pendapat yang berbeda.
Dua belas keturunan Ismail menetap di Makkah. Mereka berdagang dari Yaman ke Syam dan Mesir. Nabit menurunkan bangsa Nabasia. Raja-raja dari keluarga Ghassan dan Anshar yang terdiri atas Aus dan Khazraj, berasal dari keluarga Nabit dan Ismail. Peradaban al Anbath adalah peninggalan anak-anak Nabit di Hijjaz bagian utara. Mereka memiliki kekuasaan yang kuat, sebelum akhirnya takluk oleh romawi.
Sementara itu, Adnan memiliki anak bernama Ma'ad. Ma'ad kemudian mempunyai anak bernama Nizar dan keturunan Nizar terbagi menjadi empat kabilah besar : Iyyad, Anmar, Rabi'ah dan Mudhar.
Rabi'ah melahirkan Asad, Anazah, Abdul Qais, dua orang anak Wa'il : Bakr dan Taghlib, Hnifah dan lain-lainnya. Mudhar menurunkan Qais Ailan bin Mudhar dan Ilyas bin Mudhar. Keturunan Qais Aila bin Mudhar adalah Bani Salim, Bani Hawazan dan Bani Ghathafan. Anak keturunannya Ghathafan adalah Abas, Dzabiyan, Asyja dan Ghani bin Ashar.
Keturunan Ilyas bin Mudhar adalah Tamim bin Murrah, Hudzail bin Mudrikah, Bani Asad bin Khuzaimah dan anak keturunan Kinanah bin Khuzaimah. Dan di antara keturunan Kinanah adalah Quraisy; mereka adalah anak-anak Fihr bin Malik bin Nadlar bin Kinanah. Quraisy terpecah menjadi beberapa kabilah, yang terkenal adalah Jamah, Saham, Adi, Makhzum, Taim, Zahrah, dan anak keturunan Qushai bin Kilab, yaitu Abdu ad Dar bin Qushai, Asad bin Abdul Uzza dan Abdu Manaf bin Qushai. Dari Abdu Manaf ada empat kabilah : Abdu Syamsi, Naufal, al Muthallib, dan Hasyim. Hasyim inilah nenek moyang Rasulullah saw. Nabi saw bersabda : "Sesungguhnya Allah telah memilih Ismail, di antara anak Ibrahim, kemudian memilih Kinanah di antara anak keturunan Ismail, kemudian memilih Quraisy di antara Bani Kinanah, kemudian memilih Bani Hasyim di antara Bani Kinanah, kemudian memilih aku di antara Bani Hasyim."(HR. Muslim,2/245;Tiridzi, 2/201)
Ketika anak keturunan Adnan mulai banyak, mereka menyebar di seluruh penjuru Arab. Abdul Qais, anak keturunan Bakr bin Wa'il dan anak keturunan Tamim berpindah ke Bahrain dan berdomisili di sana. Sementara itu, Bani Hanifah bin Sha'ab bin Ali bin Bakr keluar menuju Yamamah. Lalu, seluruh anak keturunan Bakr bin Wa'il tinggal di sepanjang wilaah Yamamah sampai ke Bahrain, Saif Khazimah dan al Bahr.
Taghlib tinggal di Semenanjung Sungai Eufrat,sedangkan Bani Tamim tnggal di Basrah. bani sulaim di dekat Madinah hingga ke Khaibar dan Hurrah. Tsaqif menetap di Tha'if dan Hawazin yang ada di timur Makkah. Bani Assad tinggal di timur Taima dan barat Kufah. Di antara tempat tinggal Bani Asad dan Taima terdapat perkampungan Bahtar dari kabilah Tha'i. Dzabiyan tinggal di dekat Taima sampai ke Hawazin dan Kinanah tinggal di Tihamah.
Sementara itu, Makkah dihuni oleh kaum Quraisy. Pada mulanya, suku Quraisy hidup rukun. Namun, akhirnya terpecah belah akibat perselisihan yang tak kunjung reda. Perang sering berkecamuk. Pertumpahan darah yan gmemakan banyak korban sering terjadi. Kondisi Makkah sungguh memprihatinkan. Dan itu semua baru berakhir ketika datang seorang pemuda. Dia adalah Qushai bin Kilab. Sosok Qushai yang kharismatik, berani dan tegas membuatnya dihormati kaumnya. Orang-orang Quraisy menaati apa yang dikatakannya. Hal ini akhirnya membuat ia mampu meredakan konflik dan menyatukan orang-orang Quraisy.
Lokasi Yamamah, Taima, Hawazin dan Tihamah |
Silsilah Bani Adnan |
Perjalanan Nabi Ibrahim (Awal Lahirnya Arab Musta'ribah) |